BISNIS YANG MEMBEBASKAN

Praktik Bisnis yang Membebaskan dari Adzab Allah yang Pedih

Bisnis macam apakah itu? Berikut bunyi tawaran Allah tentang bisnis (perniagaan) yang terdapat dalam surat Ash-Shaff, ayat 10-11:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا هَلْ أَدُلُّكُمْ عَلَى تِجَارَةٍ تُنجِيكُم مِّنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ
تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِأَمْوَالِكُمْ وَأَنفُسِكُمْ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ

Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan (bisnis) yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih? (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui. (QS 61:10-11)

Sesungguhnya Allah memiliki kuasa penuh atas semua yang dimilikinya, termasuk terhadap diri kita. Apakah Allah mau menghidupkan, mematikan, melapangkan rizki atau menyempitkannya, memberi nikmat atau mengazab. Allah menawarkan bisnis yang besar lagi tidak akan mengalami kerugian dan dapat menghantarkan untuk meraih tujuan dan melenyapkan semua halangan. Suatu bisnis yang lebih baik daripada bisnis yang sekedar profit dunia, bersusah payah untuknya dan menyibukkan diri hanya dengan bisnis  dunia semata. Jika kamu mengerjakan apa yang Kuperintahkan kepadamu dan apa yang telah Kutunjukkan kepadamu, niscaya Aku akan mengampuni semua kesalahan kamu dan memasukkan kamu ke dalam surga-surga yang penuh dengan tempat-tempat tinggal yang baik-baik serta derajat-derajat yang tinggi. Tambahan ini merupakan kebaikan dunia yang disambung dengan nikmat di hari akhirat bagi orang-orang yang taat kepada Allah, Rasul-Nya, serta menolong Allah dan agama-Nya.

Yaitu bisnis yang diniatkan untuk di jalan Allah dan menolong agama-Nya, maka Allah menjamin menolongmu dan menjadikanmu menang dan sukses bisnismu. Seperti yang disebutkan dalam ayat melalui firman-Nya:

{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ}

Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. (Muhammad: 7)

{وَلَيَنْصُرَنَّ اللَّهُ مَنْ يَنْصُرُهُ إِنَّ اللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ}

Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Mahakuat lagi Mahaperkasa. (Al-Hajj: 40)

Berikut ini transaksi pinjam meminjam bermusyarakah yang Allah tawarkan:

إِن تُقْرِضُوا اللَّهَ قَرْضاً حَسَناً يُضَاعِفْهُ لَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ شَكُورٌ حَلِيمٌ

Jika kamu meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya Allah melipatgandakan (pembalasannya) kepadamu dan mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pembalas Jasa lagi Maha Penyantun.“ (QS 64:17).

Berapa banyak manusia yang berhasil membukukan laba? Lebih dari 1400 tahun yang lalu, Sang Pemilik Modal Yang Maha Kaya—sekaligus Sang Hakim Maha Adil—itu telah menyebarkan bocoran informasi bahwa hampir semua “mitra bisnisnya” gagal membukukan laba. Hasil auditing terhadap neraca keuangannya menunjukkan hasil bahwa bisnis mereka membukukan kerugian. Tapi ada juga yang membukukan keuntungan dalam berbisnis dengan Allah. Siapa mereka? Simak saja bocoran di bawah ini:

وَالْعَصْرِ (1) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (2) إِلَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian (gagal membukukan laba dalam bertransaksi dengan Allah), kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.” (QS Al-‘Ashr [103]: 1-3).

Nah bisnis apapun yang kita kembangkan dan kelola harus menjadi sarana (wasilah) untuk berdizikir, bertasbih di waktu pagi maupun petang. Kesibukan bisnisnya tidak menjadi penghalang dalam berzikir kepada Allah, menegakkan shalat, menunaikan zakat. Sebagai entrepreneur, dia tetap istiqamah bahwa ridlo Allah adalah tujuan utamanya.

{فِي بُيُوتٍ أَذِنَ اللَّهُ أَنْ تُرْفَعَ وَيُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُ يُسَبِّحُ لَهُ فِيهَا بِالْغُدُوِّ وَالآصَالِ (36) رِجَالٌ لَا تُلْهِيهِمْ تِجَارَةٌ وَلا بَيْعٌ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَإِقَامِ الصَّلاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ يَخَافُونَ يَوْمًا تَتَقَلَّبُ فِيهِ الْقُلُوبُ وَالأبْصَارُ (37) لِيَجْزِيَهُمُ اللَّهُ أَحْسَنَ مَا عَمِلُوا وَيَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ وَاللَّهُ يَرْزُقُ مَنْ يَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ (38) }

Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang, laki-laki yang tidak dilalaikan oleh perniagaan dan tidak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang. (Mereka mengerjakan yang demikian itu) supaya Allah memberi balasan kepada mereka (dengan balasan) yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan, dan supaya Allah menambah karunia-Nya kepada mereka. Dan Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa batas. (QS 24:36-38)

KONSEP KURIKULUM SIT

Satu hal yang paling perlu diperhatikan para orang tua adalah ketika memilih sekolah untuk buah hati tercinta. Tentunya para orang tua ingin si kecil bersekolah di sekolah yang berkualitas, pavorit, dan unggul dengan pengajar yang baik, kurikulum mumpuni serta nilai agama Islam yang kental. Pilihan yang tepat untuk memenuhi hal tersebut adalah Sekolah Islam Terpadu (SIT) yang terdiri dari: Kelompok Bermain Islam Terpadu (KBIT), Taman Kanak-Kanak Islam Terpadu (TKIT), Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT), Sekolah Menengah Atas Islam Terpadu (SMAIT), dan Sekolah Menengah Kejuruan Islam Terpadu (SMKIT) yang kini semakin diminati masyarakat.

Hal tersebut karena nilai-nilai agama Islam jadi pertimbangan utama dalam hal pendidikan anak. Pilihan sekolah SIT juga mulai banyak tersebar di berbagai wilayah. Untuk lebih mengenal konsep kurikulum SIT, ketahui detailnya.

Konsep dasar
Sekolah Islam Terpadu (SIT) berjejaring dalam Jaringan Sekolah Islam Terpadu Indonesia (JSIT INDONESIA) yaitu sekolah yang mengimplementasikan konsep pendidikan Islam berlandaskan Al-Qur’an, As-Sunnah, Sirah Nabawiyah sebagaimana yang diajarkan para ‘alim ulama’ . Konsep operasional SIT merupakan akumulasi dari proses pembudayaan, pewarisan dan pengembangan ajaran agama Islam, budaya dan peradaban Islam dari generasi ke generasi.

Istilah “ Terpadu” dalam SIT dimaksudkan sebagai penguat (taukid) dari Islam itu sendiri. Maksudnya adalah, Islam yang utuh menyeluruh, dalam segala aspek kehidupan. Bukan hanya berupa pemahaman formal dalam lingkungan sekolah tapi mencontohkannya dalam aspek kehidupan sehari-hari.

Kurikulum tetap mengacu Kemendikbud
Dalam kurikulum dasar, SIT tetap berkiblat pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang merupakan acuan dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Kemudian sekolah melakukan pengembangan sesuai dengan nilai-nilai Islam yang menjadi dasar pendidikan.
Dalam aplikasinya, Sekolah Islam Terpadu menerapkan pendekatan penyelenggaraan dengan memadukan pendidikan umum dan pendidikan agama menjadi satu jalinan kurikulum. Dengan pendekatan ini, semua mata pelajaran dan semua kegiatan sekolah tidak lepas dari bingkai ajaran dan pesan nilai-nilai Islam.

Pelajaran umum, seperti matematika, IPA, IPS, bahasa, jasmani/kesehatan, keterampilan dibingkai dengan pijakan, pedoman dan panduan Islam. Sementara dalam pelajaran agama, kurikulum diperkaya dengan pendekatan konteks kekinian, kemanfaatan, dan kemaslahatan.

Implementasi
Pelajaran yang diberikan sangat lengkap. Berupa pendidikan dasar umum dan pendidikan agama. Pelajarnnya antara lain Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Seni Budaya, dan Penjaskes. Sementara pelajaran lainnya yang berkaitan dengan keislaman masuk dalam kategori Muatan Lokal yang terdiri dari Akidah Akhlak, Qur’an Hadis, Fiqih, Tarih, Bahasa Arab, Bahasa Inggris, Tahfidz, Tahsin, dan komputer.

Dengan cukup padatnya pelajaran dan mengajarkan keterpaduan nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari, maka konsep SIT memang full day school. Anak-anak berada di sekolah dalam waktu yang panjang hingga sore hari.
Mereka tak hanya belajar dalam kelas, tapi juga melaksanakan solat wajib dan sunnah secara berjamaah. Saat belajar mengaji, ada guru khusus yang mengajarkannya. Bahkan bukan sekedar membaca tapi benar-benar diajarkan secara detail cara membaca yang benar sesuai tajwid, makhraj, gharib dan tahsinnya.

Anak-anak juga dilatih untuk menghafalkan Al-Quran. Nantinya ada buku laporan khusus soal seberapa banyak hafalan anak, dan menjadi nilai penting dalam sisi akademik.
Orangtua pun harus terlibat aktif dalam menyiapkan anak, membimbing serta mendampingi anak dalam menjalani tiap aktivitas sekolah. Hal ini karena sistem sekolah terpadu artinya sekolah dan orangtua juga bekerja sama dan terpadu dalam hal mendidik anak.

Sumber: Buku Standar Mutu SIT, JSIT INDONESIA.

HARTA AMUNISI PERJUANGAN FIILLAH

Buku Student Entreprise ini sebagai Panduan untuk Praktik Entrepreneurship bagi para santri

Dalam konsep sistem pendidikan nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (UURI tentang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003)

Sistem pendidikan di Pesantren Wirausaha Nurul Islam ini menekankan pentingnya memahami, mengamalkan, dan menghafalkan Al-Quran yang terintegrasi dengan life skill, khususnya leadership and entrepreneurship. Ilmu ini mengajarkan tentang mental dan strategi bisnis untuk mendapatkan keuntungan financial. Mengajarkan ketekunan, kerja keras, kesabaran, kejujuran, keberanian mengambil resiko – apapun yang terjadi pantang baginya untuk mundur apalagi menyerah. Layaknya seorang pendekar dalam memperjuangkan cita-citanya. Inilah substansi dari ilmu entrepreneursip, tidak pernah berhenti berinovasi untuk memperlebar-memperluas jaringan usahanya.

Karakter entrepreneur ini telah dicontohkan oleh Baginda Rasulullah Muhammad SAW. Nabi telah mewariskan teori terbaik, entrepreneursip. Rasulullah SAW seorang entrepreneur sukses. Pakar Ekonomi Syariah Dr. Muhammad Syafii Antonio menuturkan, Rasul memiliki bisnis yang besar, jauh melintasi berbagai wilayah dan negara. Rasul memberikan keteladanan agar ummatnya kaya dan bahagia.

Bagi yang beriman dan bertaqwa kepada Allah, harta akan menjadi sarana mengapai kebahagiaan dan ridho Allah. Harta itulah yang akan menjadi penolong dari panasnya api neraka. Harta itulah yang menjadi penyelamat dari kerasnya azab Allah SWT. Dan, dengan harta itulah ia akan dimudahkan berjumpa dengan Allah SWT. Bagi orang sholih, harta akan ia pergunakan untuk kebaikan, ia akan bergegas membelanjakannya di jalan Allah SWT. Semakin banyak harta yang didapatkan, ia akan semakin mudah mendapatkan jalan kemudahan dan kebahagian. Mari kita simak Al Quran Surat Al-Lail ayat 6-7 Maka barang siapa memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertaqwa, dan membenarkan (adanya pahala) terbaik maka akan Kami mudahkan baginya jalan menuju kemudahan dan kebahagiaan. Sekali lagi, harta merupakan satu diantara sarana menggapai kebahagiaan.

Menjadi seorang dengan karakter seperti ini sudah ditekuni oleh banyak orang, baik pada jaman dahulu maupun pada saat ini. Abdurahman Bin Auf adalah satu diantara contoh sukses yang menekuni bidang ini. Sukses menjadi seorang wirausahawan. Beliau menjadi kebanggaan Baginda Rasul dan termasuk satu diantara sahabat yang dijamin masuk surga. Sahabat Abdurahman Bin Auf sukses dengan keimanan, harta dan kekayaannya.

Inilah kecerdasan yang harus hadir pada generasi muda muslim saat ini. Generasi Tahfidz Preneur – Quran Preneur. Al Quran menjadi kepribadian dalam berbisnis. Al Quran menjadi sahabat dalam berikhtiar. Ibadah menjadi kegemaran dalam kesehariannya. Hidup semakin berkah dan keluarga tetap sakinah. Inilah sumber kebahagiaan dan keberkahan. Kelak mereka akan bersama dengan orang-orang sholih, para syuhada, nabi dan rasul. Hanya untuk mereka, entrepreneur yang senang dengan Al Quran, bukan untuk yang lain.

Insya Allah kompetensi Tahfidz Preneur ini dapat memenuhi kerinduan umat, mewujudkan genarasi muslim penghapal Al Quran, entrepreneur, sholih, tidak merokok dan gemar beribadah. Hatinya senantiasa terpaut dengan masjid, persahabatannya tidak sebatas pada kepentingan bisnis, namun karena kecintaannya kepada Allah SWT.

TAHFIDZPRENEUR

Ust. Drs. Toto S. Atho’illah, M.Pd. Mudir Pesantren Wirausaha Nurul Islam Krembung, Sidoarjo
Karakter entrepreneur ini telah dicontohkan dan dipraktikkan oleh Muhammad muda ketika beliau mulai berusia 12 – 40  tahun. Ini artinya bahwa pendidikan praktik entrepreuneurship dapat dimulai sejak usia 12 tahun atau lulus Sekolah Dasar (SD). Pendidikan keteladanan yang luar biasa, Nabi telah mewariskan teori terbaik tentang entrepreneursip. Rasulullah SAW seorang entrepreneur sukses. Pakar Ekonomi Syariah Dr. Muhammad Syafii Antonio menuturkan, Rasul memiliki bisnis yang besar, jauh melintasi berbagai wilayah dan negara. Itu artinya Rasul memberikan keteladanan agar ummatnya shalih, kaya dan bahagia.

Ilmu entrepreneurship mengajarkan tentang mental dan strategi bisnis untuk mendapatkan keuntungan financial. Mengajarkan ketekunan, kerja keras, kesabaran, kejujuran, keberanian mengambil resiko dan tantangan – apapun yang terjadi pantang baginya untuk mundur apalagi menyerah. Inilah substansi dari ilmu entrepreneursip, tidak pernah berhenti berinovasi untuk memperlebar-memperluas jaringan usahanya.

Bagi yang beriman dan bertaqwa kepada Allah, bisnis dan harta akan menjadi sarana mengapai kebahagiaan dan ridho Allah. Harta itulah yang akan menjadi penolong dari panasnya api neraka. Harta itulah yang menjadi penyelamat dari kerasnya azab Allah SWT. Dan, dengan harta itulah ia akan dimudahkan berjumpa dengan Allah SWT. Bagi orang sholih, harta akan ia pergunakan untuk kebaikan, ia akan bergegas membelanjakannya di jalan Allah SWT. Semakin banyak harta yang didapatkan, ia akan semakin mudah mendapatkan jalan kemudahan dan kebahagian. Sebagaimana firman Allah dalam Al Quran Surat Al-Lail ayat 6-7 “Maka barang siapa memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertaqwa, dan membenarkan (adanya pahala) terbaik maka akan Kami mudahkan baginya jalan menuju kemudahan dan kebahagiaan”. Sekali lagi, harta merupakan satu diantara sarana menggapai kebahagiaan.

Menjadi seorang dengan karakter seperti ini sudah ditekuni oleh banyak orang, baik pada jaman dahulu maupun pada saat ini. Abdurahman Bin Auf adalah satu diantara contoh sukses yang menekuni bidang ini. Sukses menjadi seorang wirausahawan. Beliau menjadi kebanggaan Baginda Rasul dan termasuk satu diantara sahabat yang dijamin masuk surga. Sahabat Abdurahman Bin Auf sukses dengan keimanan, harta dan kekayaannya.

Pesantren Wirausaha SMPIT – SMAIT NURUL ISLAM KREMBUNG, SIDOARJO mengembangan Program Tahfidpreneur. Suatu kecerdasan dan ketrampilan yang harus hadir pada generasi muda muslim saat ini. Generasi Tahfidz Preneur – Quran Preneur. Al Quran menjadi kepribadian dalam berbisnis. Al Quran menjadi sahabat dalam berikhtiar. Ibadah menjadi kegemaran dalam kesehariannya. Hidup semakin berkah dan keluarga tetap sakinah. Inilah sumber kebahagiaan dan keberkahan. Kelak mereka akan bersama dengan orang-orang sholih, para syuhada, nabi dan rasul. Hanya untuk mereka, entrepreneur yang senang dengan Al Quran, bukan untuk yang lain.

Insya Allah kompetensi Tahfidz Preneur ini dapat memenuhi kerinduan umat, mewujudkan genarasi muslim penghapal Al Quran, entrepreneur, sholih, tidak merokok dan gemar beribadah. Hatinya senantiasa terpaut dengan masjid, persahabatannya tidak sebatas pada kepentingan bisnis, namun karena kecintaannya kepada Allah SWT.