KAGAK PERLU ANTRI MENCARI LOKER

Tahapan Belajar di Pesantren Wirausaha Nurul Islam

Pandemi Covid-19 memberi dampak yang luar biasa terhadap berbagai sektor kehidupan. Baik sektor ekonomi, sosial, budaya, maupun pendidikan. Pada bulan Agustus 2020 kemarin, laporan Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2020 minus 5,32 persen. Sebelumnya, pada kuartal I 2020, BPS melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya tumbuh sebesar 2,97 persen, turun jauh dari pertumbuhan sebesar 5,02 persen pada periode yang sama 2019 lalu.

Pada tanggal 7 April 2020 Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menyampaikan data bahawa tercatat sebanyak 39.977 perusahaan di sektor formal yang memilih merumahkan, dan melakukan PHK terhadap pekerjanya. Total ada 1.010.579 orang pekerja yang terkena dampak ini. Rinciannya, 873.090 pekerja dari 17.224 perusahaan dirumahkan, sedangkan 137.489 pekerja di-PHK dari 22.753 perusahaan. Sementara itu, jumlah perusahaan dan tenaga kerja terdampak di sektor informal adalah sebanyak 34.453 perusahaan dan 189.452 orang pekerja (Kompas.com). Nah siapa bilang menjadi karyawan enak, tidak berisiko gaes ! Tuuuuh buktinya menjadi karyawan beresiko juga ternyata !

SMK merupakan jenjang pendidikan menengah yang masuk dalam kelompok vokasi atau kejuruan. Peserta didik yang belajar di SMK disiapkan untuk memiliki ketrampilan kerja yang mumpuni. Nah…, ironinya menurut catatan lokadata.id  justru lulusan SMK yang seharusnya menyumbangkan tenaga kerja terampil siap pakai justru malah menjadi penyumbang angka pengangguran terbuka terbesar pada 2018, yaitu sebesar 11,24 persen. Sementara untuk lulusan jenjang SMA menyumbangkan angka pengangguran terbuka sebesar 7,95% dan SMP sebesar 4,80%. Makanya gaes masuk Pesantren Wirausaha Nurul Islam saja, selain tetap dapat sekolah juga belajar praktik berbisnis sambil nyantri. Kerenkan gaes !

Angka tersebut selalu bertambah dengan para lulusan baru pada setiap tahunnya. Setiap ada Job Fair diberbagai kota mereka berjubel panjang untuk berburu lowongan pekerjaan, sehingga menjadi pemandangan yang aneh. Bayangkan saja besarnya jumlah lulusan baru plus lulusan tahun sebelumnya yang juga belum tertampung di dunia kerja yang berasal dari berbagai sekolah dan universitas yang ada di kota. Itu masih ditambah dari berbagai kota yang ada di sekitarnya, tumplek blek hadir pada acara Job Fair itu.. Betapa sulitnya para anak bangsa mencari kerja dan harus rela menjadi seperti orang yang tidak diberi kehormatan sebagai seorang yang berpendidikan. Dengan mengantri dalam barisan, saling desak-desakan dan harus bergerak kesana-kemari menemukan lowongan kerja yang sesuai dengan harapannya, pendidikannya dan kemampuannya. Sungguh mengenaskan gaes!

Ayo guys gabung dan temukan passionmu di sini ! Belajar bersama melakukan start up bisnis di Pesantren Wirausaha Nurul Islam. Disini kita akan belajar bersama para praktisi, mentor, konsultan dan busines coach. Insya Allah kita bisa !

Kilik untuk lanjut baca …

AKU ADALAH KEBIASAAN

Aku adalah teman tetapmu. Aku adalah penolongmu yang terbesar atau bebanmu yang terberat. Aku akan mendorongmu maju atau menyeretmu menuju kegagalan. Aku sepenuhnya tunduk kepada perintahmu. Sebagian hal yang kau lakukan mungkin sebaiknya kamu serahkan saja kepadaku, maka aku akan dapat melakukannya dengan cepat dan tepat.

Aku mudah diatur, kamu tinggal tegas terhadapku. Tunjukkan kepadaku, bagaimana persisnya kamu ingin sesuatu itu dilaksanakan dan setelah beberapa kali belajar aku akan melakukannya dengan otomatis. Aku adalah hamba dari semua insan besar, dan sayangnya, juga hamba dari semua pecundang. Mereka yang besar, telah kujadikan besar. Mereka yang gagal, telah kujadikan pecundang.

Aku bukan mesin, walaupun aku bekerja dengan ketepatan seperti mesin ditambah inteljensi manusia. Kamu bisa menjalankan aku demi kebaikan atau demi kehancuran, tak ada bedanya bagiku.

Ambillah aku, latihlah aku, tegaslah terhadapku, maka aku akan meletakkan dunia di kakimu.  Kendorlah terhadapku, maka aku akan menghancurkanmu. Siapakah aku ?

Berikut ini beberapa kebiasaan sehari-hari yang sering dilakukan oleh mereka semua yang sukses dan memiliki kekayaan banyak. 

1. Bangun lebih awal
Tidur lebih awal bangunpun lebih awal. Why ? Rasulullah mengajarkan kepada kita jika setelah menunaikan shalat Isya’ tidak ada urasan penting yang harus dikerjakan, sebaiknya segera istirahat tidur. Dengan berangkat istirahat tidur lebih awal, maka peluang untuk bangun tidur di tengah malam mengerjakan shalat tahajud (shalat Lail) sangat besar.  Shalat lail merupakan kebiasaan para Nabi, Sahabat, Ulama, dan orang-orang hebat lainnya. Satu paket setelah shalat lail kemudian dilanjutkan tilawah Al-Quran, berdzikir, dan istighfar. Selanjutnya pergi shalat berjamaah subuh ke Masjid atau Mushala.
 
2. Shalat berjamaah di Masjid atau Mushala
Bermunajat untuk membuktikan iman dan takutnya kepada Allah serta kebutuhan yang sangat akan hidayah Allah dalam hidupnya ditunjukkan dengan ikhtiar yang sangat serius untuk dapat melaksanakan shalat fardlu berjamaah di Masjid atau Mushala. Disamping itu nilai derajatnya jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan shalat sendirian di rumah.
 
3. Mengerjakan sunnah setelah yang fardlu
Pembuktian kesungguhan permohonan fii dunya hasanah wa fii akhirati hasanah ditunjukkan melalui seriusnya mengerjakan perintah wajib maupun sunnah. Mulai dari shalat tahajud/shalat lail, shalat rawatib, shalat dhuha, puasa dihari Senin dan Kamis, puasa ayamul baidh (3 hari di tengah bulan qomariah), dan lain-lainnya.
 
4. Membaca
Bacaan yang utama dan pertama sebelum yang lain adalah Al-Quran. Al-Quran adalah kalamullah sebagai petunjuk bagaimana mestinya menjalani hidup, sumber inspirasi, sumber energi, dan sumber solusi. Membaca Al-Quran secara kritis dan analisis akan menguatan visi hidup.
 
5. Berolahraga
Kebugaran tubuh biasa dijaga dengan menghabiskan sekitar 30 menit sehari untuk melakukan beberapa jenis olahraga. Sebagian besar waktu mereka melakukan orahraga meliputi berlari, berjalan, atau mengendarai sepeda sehingga tubuh dapat terpelihara dengan baik dan sehat.
 
6. Menabung untuk berinvestasi
Al-Quran mengajarkan kepada kita supaya tidak boros dan tidak pelit. Mereka yang sukses tahu bagaimana cara mereka harus menyimpan uang, entah itu menabung atau berinvestasi maupun berdonasi. Mereka selalu tahu berapa banyak uang yang mereka miliki dan melacak pengeluaran mereka. Mereka juga tahu berapa banyak yang mereka hasilkan, dan bisa membedakan mana kebutuhan mana keinginan.
 
7. Disiplin
Membuat perencanaan sukses, memulai pekerjaan dari tujuan akhir dan mendahulukan yang utama secara proaktif adalah awal dari perilaku disiplin. Karena hidupnya begitu terstruktur, tersistem dan terukur, dia tahu mana jenis kegiatan yang sia-sia yang mesti ditinggalkan.
 
8. Fokus
Dia sadar betul bahwa dia tidak akan dapat menjadi hebat luar biasa dalam semua bidang kehidupan. Oleh karena itu, dia pilih aktivitas yang hanya sesuai dengan passionnya, kemudian dia berlatih secara serius dalam bidang itu sampai 10.000 jam untuk dapat menjadi ahli.
 
9. Mendahulukan Kewajiban kepada Allah dan Rasul
Baginya Allah dan Rasul adalah segala-galanya. Why? Dia telah berikrar, dia telah berjanji, dan dia telah bersumpah melalui syahadatnya. Dia berusaha dengan sangat serius untuk membuktikan ikrarnya, janjinya, dan sumpahnya. 

Pada awalnya engkau membangun kebiasaan selanjutnya kebiasaan itu akan membangun karakter suksesmu. Insya Allah

 

Sumber:

Sean Covey, The 7 Habits of Highly Effective Teens, Bina Aksara, Jakarta 2001:13

 

 

TRANSFORMASI MENJADI JURAGAN

Ayo guys gabung dan temukan passionmu di sini !
Belajar bersama melakukan start up bisnis. Di SMPIT – SMAIT ENTREPRENEUR ini kita dapat mengasah kecerdasan adversitas kita, terutama bagaimana merubah peluang menjadi uang.
YOUNGPRENEUR ADVENTURE melalui sarana pendidikan . 
Belajar bersama para praktisi, mentor, konsultan dan business coach. Insya Allah kita bisa !

Why ?
Kagak perlu antri mencari pekerjaan
We are not to be outsourching worker

How ?
Perlu berlatih secara profesional dan bertahap selama 10.000 jam untuk sukses menjadi Business Owner atau Juragan.

Malcolm Gladwell dalam bukunya “Outliers”, menegaskan bahwa kesuksesan adalah rangkaian dari latihan dan praktek berkepanjangan, tiada henti dan tiada jenuh. Sukses praktek 10.000 jam akan menjadikan Anda seorang ahli dalam bidangnya, Mastery in a Field. Praktek 10.000 jam adalah penelitian dari Malcolm Gladwell terhadap orang-orang yang sukses dan sangat sukses dalam kehidupan mereka.

Dari pemikiran ini, akan banyak pelajaran yang dapat Anda telaah demi karir dan prestasi dalam kehidupan yang lebih cemerlang dan sukses belajar menjadi Juragan atau Business Owner.
Kagak perlu ikut antri mencari pekerjaan atau menjadi pekerja outsourching. Dengan menjadi business owner atau Juragan kita akan ikut berkontribusi memberi solusi masalah pengangguran.

MITOS-MITOS MEMULAI BISNIS

1. Bisnis itu sangat beresiko

Ini mitos pertama yang salah. Karena sesungguhnya semua jenis pekerjaan itu memiliki resikonya masing-masing. Pandemi covid-19 yang dibarengi resesi ekonomi ini memberi pelajaran yang sangat baik bagi kita. Betapa tidak, musim pandemi covid-19 dan krisis ekonomi ini banyak perusahaan terancam bangkrut, sehingga menjadi karyawan itu juga beresiko sangat tinggi untuk dirumahkan bahkan diberhentikan atau di-PHK.   Akibat PHK ini, banyak mantan karyawan dari perusahaan yang mapan terpaksa berubah karena harus banting setir, mereka ada yang berubah menjadi tukang ojek, jualan telor, jualan sembako, jualan krupuk, jualan kacang dan lain-lain.

Naaahhh… bagi para pebisnis justru resiko ini sudah dianalisis dari sejak awal saat membuat desain rencana kerja, sehingga mereka lebih siap dengan membuat berbagai alternatif prediksi PLAN A, PLAN B, dan seterusnya. Sementara para karyawan biasanya tidak melakukan analisis resiko sehingga tidak membuat prediksi atau proyeksi PLAN A, PLAN B, dst. Akhirnya begitu terjadi PHK baru berfikir bagaimana dan bagaimana.

Jadi beresiko atau tidak suatu profesi tergantung bagaimana mainset kita dan bagaimana menjalaninya. Pada prinsipnya profesi apapun mempunyai resikonya masing-masing. Bisnis akan beresiko tinggi jika kita tidak belajar ilmu tentang bisnis. Jika kita meningkatkan skill berbisnis dan  skill manajemen resiko, insya Allah resiko berbisnis pun dapat diantisipasi bahkan dapat diturunkan. Dan dengan bertambahnya jam terbang maka kita akan makin ahli mengelola resiko.

2. Sebelum memulai bisnis harus punya Business Plan yang bagus.

Ini mitos kedua yang salah. Karena tantangan pertama dalam berbisnis itu bagaimana memulai action atau just do it untuk melawan rasa ketakutan atau malu menjadi pebisnis. Bisnis itu bukan masalah apa yang akan dikerjakan, tetapi masalah bagaimana mengerjakannya. Bisnis berskala kecil jika dikelola secara benar dan cerdas sambil bertawakal kepada Allah, insya Allah bisnis itu akan tumbuh dan berkembang menjadi besar melampaui ekspektasi pebisnisnya. Jadi tidak perlu membuat business plan? Business plan itu sangat perlu. Why ? Pebisnis yang tidak membuat business plan itu sama dengan merencakan kegagalan. 

Membuat Business Plan hanya merupakan langkah awal memahami struktur utama dari bisnis. Berikutnya yang terpenting adalah bagaimana action-nya. Business Plan yang sempurna dan disiplin eksekusi atau action merupakan bagian yang penting dari iktiar kita. Ikhtiar tersebut harus disempurnakan dengan semakin mendekatkan diri kepada Allah melalui taqarub dan bermujahadah kepada Allah. Insya Allah ikhtiar yang demikian akan memperbesar peluang untuk sukses dalam berbisnis.

3. Kita harus punya modal besar untuk memulai bisnis.

Yeeeessss perlu dipahami bahwa modal berbisnis tidak harus uang. Modal utama dalam berbisnis setelah mindset itu adalah kemampuan membaca kebutuhan pasar yang kemudian memunculkan ide bisnis sebagai solusi jawaban permasalahan pasar atau masyarakat. Bisnis dengan modal yang besar namun tidak menjadi kebutuhan atau menjawab masalah pasar atau masyarakat, maka bisnis itu tidak akan tumbuh dan berkembang. Lalu bagaimana jika kita sudah mempunyai ide bisnis yang menjawab masalah dan kebutuhan pasar atau masyarakat tetapi tidak mempunyai modal uang ? Alternatif jawabannya kita dapat berkolaborasi dengan investor (pemilik modal) dengan model atau konsep bisnis sistem bagi hasil, menjadi reseller dahulu, preorder (menawarkan produk yang dipesan dengan uang muka dulu, kemudian dari uang muka itu dapat digunakan untuk biaya produksi ) atau dengan mencari dana hibah. Naaaaahhhh terjawab sudah bahwah memulai bisnis tidak harus mempunyai modal uang yang cukup dahulu baru dapat berbisnis. Kita harus mempunyai modal besar untuk memulai bisnis itu adalah mitos.

4. Memulai bisnis harus pintar dan punya banyak pengalaman

Seperti dalam beragama, siapa teman dekat kita akan mempengaruhi kualitas kita dalam beragama. Begitu juga dalam berbisnis realitanya betapa banyak sarjana ekonomi dan bisnis ternyata tidak berani berbisnis. Mereka sudah mempunyai ilmunya, sudah pernah praktek kerja lapangan bahkan sudah pernah magang. Naaaaahhhh, pada era informasi dan keterbukaan ini, pinter dan pengalaman saja ternyata tidak cukup. Dengan siapa kita berteman, bagaimana kita mengembangkan networking dan milikilah mentor. Bertemanlah dengan orang-orang sukses dan belajarlah kepada mereka yang telah sukses, lakukan Adaptasi, Tiru dan Mengembangkannya sampai berhasil. 

Kabar baiknya adalah pada era industri 4.0 ini kita mudah untuk membangun networking tanpa batasan lokasi dan waktu. Manfaatkanlah media sosial yang ada sekarang dengan maksimal dan optimal bergabung dengan asosiasi bisnis, komunitas bisnis, ikuti webinar bisnis, group bisnis, dan lain-lain.

5. Menjadi pebisnis sukses itu karena faktor keturunan.

Pebisnis sukses tidak ditentukan oleh faktor keturunan atau hereditas. Karena semua anak terlahir dalam kondisi fitrah maka treatment pendidikan apa yang diberikan oleh lingkungannya itu akan membentuk pengetahuan, perilaku akhlaq dan skillnya, begitu Rasulullah mengajarkan kepada kita. Mengawali hidup dengan kalimat tauhid, mengajarkan shalat sejak usia 7 tahun adalah bukti pelajaran spiritual bahwa kebaikan, keshalihan, dan kesuksesan itu dapat dilatih melalui proses pembiasaan. Stephen R. Covey (1997) juga mengajarkan bahwa kesuksesan itu dapat diraih melalui proses pengembangan kebiasaan yang efektif. Sean Covey (2001) menyampaikan betapa bahwa kebiasaan seseorang  itu dapat membuatnya menjadi sukses atau gagal. Malcolm Gladwell (2009) juga menjelaskan bahwa kesuksesan atau keahlian itu dapat dilatih secara terstruktur, tersistem, dan terukur sampai 10.000 jam.

Naaaahhhh, jika anda lahir dalam keluarga pebisnis bersykurlah anda dapat belajar dari di lingkungan keluarga anda yang pebisnis. Teruslah mengembangkan mindset bisnis anda, kembangkan value bisnis anda, kembangkan attitude bisnis anda, kembangkan behavior bisnis anda, dan kembangkan habits bisnis anda. Habits inilah yang akan menjadi ujung tombak sukses bisnis anda. Bukan keturunan.

6. Pengusaha itu hanya termotivasi oleh uang dan pelit

Sebagai orang beriman kita memiliki mindset untuk berjuang menegakkan agama ini dengan harta dan jiwa. Mindset itu terinternalisasi menjadi nilai diri untuk ikut berkontribusi memberikan donasi mengembangkan motivasi meningkatkan kualitas diri sebagai manusia ROBBANI.

Dewi Kreckman (2020) dalam https://www.facebook.com/dewikreckman.usa menyampaikan bahwa survei di small business Amerika menujukkan: (1) 37% ingin mewujudkan cita cita melalui bisnis (misal bisa pensiun muda, menyenangkan ortu, dll), (2) 28% ingin stabilitas keuangan, (3) 12% ingin menyumbangkan sebagian keuntungan ke masyarakat dan membuat perubahan kebaikan di dunia, (4) 10% ingin melayani pelanggan dengan baik. 

Lebih lanjut Dewi Kreckman (2020) menyampaikan bahwa jika ada yang mengira pengusaha kaya karena pelit harus membaca ulang data donasi para pengusaha kaya Amerika di tahun 2018 (hanya dalam waktu setahun): (1) Jeff Bezos dan istri donasi $ 2 billion, (2) Michael Bloomberg donasi $ 767 million, (3) Pierre Omidyar donasi $ 392 million, (4) Paul Allen donasi $ 260 million, (5) Mark Zuckerberg donasi $ 213 million.

Yang penting bukan kaya atau miskin tapi bagaimana kita menggunakan kekayaan kita. Bayangkan jika lebih banyak pengusaha kaya berdonasi jutaan dolar di Indonesia berapa banyak anak yatim, janda tua, hewan liar, dll yang bisa tersantuni?

Kaya bukan berarti cinta dunia dan tidak sedekah, miskin bukan berarti zuhud dan banyak sedekah. Betul apa betul bingits?

7. Menjadi pengusaha butuh ide baru yang brilliant

Menurut Dewi Kreckman (2020) mitos itu salah. Banyak orang takut memulai usaha karena berpikir bahwa idenya tidak istimewa. Padahal banyak pebisnis sukses dari meniru ide orang lain yang kemudian DIPERBAIKI secara berkesinambungan. Jadi BUKAN tiru plek yahhhhhhh!!!!

Contoh nyata adalah Facebook meniru Friendster tapi bisa jauh lebih sukses. Southwest Airlines bukan penerbangan pertama di dunia tapi salah satu paling sukses dan tertinggi profitnya di dunia bahkan mengalahkan Singapore Airlines.

8. Pengusaha butuh sekolah bisnis

Tidak semua pebisnis tuntas pendidikan formalnya. Karena memang pebisnis tidak membutuhkan gelar tapi membutuhkan ilmu. Jika anda tidak sempat sekolah bisnis maka perdalam ilmu bisnis dengan cara lainnya. Seperti halnya masuk Pesantren Wira Usaha Nurul Islam ini, anda akan diajak belajar berbisnis secara praktis dengan dibina oleh mentor bisnis. Jadi anda langsung diajak pratik, LEARNING BY DOING. Disamping itu anda juga dapat belajar dari : membaca buku, mengikuti seminar, pelatihan atau woekshop bisnis, cari mentor, dll.

Dewi Kreckman (2020) juga menyampaikan bahwa banyak juga pebisnis yang memiliki latar belakang berbeda antara pendidikan formal yang ditekuni dengan bisnisnya. Misal Bill Gates drop out dari Harvard tapi dia selalu konsisten membaca buku minimal 1 buah/Minggu. Malah temannya kuliah dulu yaitu Steve Ballmer yang lanjut kuliah di Harvard dan lulus Summa cumlaude menjadi karyawannya dengan posisi CEO.

Gelar/ijasah/sekolah formal tidak penting tapi terus belajar adalah WAJIB hukumnya begitu kata Dewi Kreckman.

9. Memulai bisnis sebaiknya usia muda

Mitos itu telah dibantah oleh Rasulullah SAW sejak 15 abad yang lalu. Belajar itu mulai dari ayunan sampai ke liang lahad. Begitu juga dalam hal berbisnis, anda dapat memulai kapan saja saat anda mau. Walaupun memulai apapun sebaiknya seawal mungkin bukan berarti yang senior tidak bisa sukses seperti yang muda.

Menurut Dewi Kreckman (2020) usia tidak bisa menjadi alasan untuk memulai berbisnis. Coba kita cek data berikut: (1) Jan Kaum founder WhatsApp memulai di usia 35 tahun, (2) Robert Noyce mendirikan Intel di usia 41 tahun, (3) Ray Croc memulai Mc. Donald’s usia 52 tahun, (4) John Pemberton memulai Coca Cola di usia 55 tahun, (5) Harland Sanders memulai KFC di usia 65 tahun.

Lebih lanjut Dewi Kreckman (2020) menjelaskan bahwa setiap orang memiliki waktunya sendiri-sendiri untuk sukses. Tidak perlu iri dengan sukses orang lain. Fokus membangun impian kita sendiri. “Kita tidak pernah terlalu muda untuk mulai bermimpi dan tidak pernah terlalu tua untuk memiliki impian baru”

10. Pebisnis tidak punya waktu untuk kehidupan pribadi

Mereka yang percaya dengan mitos itu mengira bisnis itu sangat menyita waktu hingga tidak punya waktu untuk keluarga. Padahal sebenarnya menjadi pebisnis kita memiliki dua hal yang tidak dimiliki karyawan yaitu: Flexibilitas dan kontrol. Walaupun di awal mendirikan usaha kita cenderung banyak lembur tapi begitu bisnis mulai stabil dan tersistem maka kita memiliki keleluasaan mengatur jadwal dan mendelegasikan.

Mau kerja pagi/siang/sore/malam mah suka suka kita. Mau kerja seminggu trus libur seminggu juga terserah. Yang penting pekerjaan sudah kita delegasikan dengan baik. Saat orang kerja weekdays kita bisa aja liburan.

Semoga tulisan ini bisa membantu menyemangati kalian yang ingin memulai bisnis ya. See you on top!

 

Sumber Inspirasi Tulisan ini:

https://www.facebook.com/dewikreckman.usa
Memulai bisnis pertama dengan modal awal 50 ribu rupiah, pendidikan D3 BHS Inggris, bukan dari keluarga pebisnis (ayah meninggal sejak bayi dan ibu tidak lulus SMP)

EKSPONENSIAL BARAKAH

Pendidikan Kewirausahaan: Ketrampilan Menjahit
Pendidikan Kewirausahaan: Ketrampilan Menjahit

Diantara pertanggung jawaban yang harus kita persiapkan sejak sekarang didunia adalah tentang 4 perkara.

Dari Abu Barzah Al-Aslami, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ أربع : عن عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ.

Tidak akan bergeser kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat nanti sampai ditanya tentang empat perkara: (1) tentang umurnya untuk apa dia habiskan, (2) tentang ilmunya, sejauh mana dia amalkan, (3) tentang hartanya, dari mana dia dapatkan dan untuk apa harta tersebut dibelanjakan, dan (4) tentang tubuhnya, untuk apa dia gunakan.” (HR. At-Tirmidzi dishahihkan Al-Albany dalam Ash-Shahihah, 946)

Umur dan kesehatan adalah modal asasi yang diberikan Allah untuk mengabdi, mencari, dan menebarkan kebaikan membangun kesuksesan di dunia yang merupakan jembatan menuju akhirat hasanah.

Ilmu yang dianugerahkan Allah kepadamu, sejauh mana dia diamalkan untuk pemberdayaan ummat manusia. Kita menuntut ilmu ini tidak dibiarkan begitu saja oleh Allah, akan tetapi kita dituntut untuk mengamalkannya. Karena hakekat tujuan ilmu adalah pengamalannya. Allah akan meminta pertanggungjawaban tentang pengamalan ilmu yang kita pahami.

Berkaitan dengan harta jemput dan belanjakanlah sesuai syariah Allah dan rasulNya. Rasulullah صلى الله عليه وسلم menasehatkan: “Sebaik-baik harta yang baik adalah harta ditangan Orang-orang yang sholih.”(HR Bukhary dalam Adabul Mufrad,229 dishahihkan Al-Albany). Rasulullah juga mengingatkan dalam sabdanya,”Sampai satu suap makanan yang kalian berikan kepada istri kalian adalah shadaqah.”(Misykataul Maso habih dishahihkan Al-Albany,1674).

Berkaitan dengan anggota tubuh, Allah berfirman bahwa dihari kiamat semua tubuh kita menjadi saksi atas perbuatan kita didunia,” Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.”(Yaasin:65).

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ no:3289).

Saudaraku, menjadi pribadi yang bermanfaat adalah salah satu karakter yang harus dimiliki oleh seorang Muslim. Setiap Muslim diperintahkan untuk memberikan manfaat bagi sesama.

Memberikan manfaat kepada sesama, maka manfaatnya akan kembali untuk kebaikan diri kita sendiri. Allah Jalla wa ‘Alaa berfirman:

إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ

Jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri” (QS. Al-Isra:7)

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

مَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ الله فِي حَاجَتِهِ

Barangsiapa membantu keperluan saudaranya, maka Allah akan membantu keperluannya.” (Muttafaq ‘alaih)

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ الله عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ, ةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ الله عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ

Barang siapa yang memudah kesulitan seorang mu’min dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya pada hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang dalam kesulitan niscaya akan Allah memudahkan baginya di dunia dan akhirat” (HR. Muslim).

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang shalih” (HR. Muslim no. 1631)

Bersyukurlah Allah telah memberimu peluang, umur, kesempatan, ilmu, dan posisi yang strategis. Selalu memohon pertolongan Allah, untuk dapat menunaikan amanah jabatan dengan extra ordinary. Jangan mempersempit wilayah kebaikanmu agar keberkahan yang Allah berikan kepadamu semakin beripat ganda atau eksponensial. Wallahu a’lam