START UP BUSINESS

Berbagai masalah sosial terus menyerang dan menerkam anak dan generasi muda di masyarakat seperti narkoba, minuman keras, pergaulan bebas, perkelahian antar pelajar, dan pengangguran. Untuk berkontribusi menjawab persoalan tersebut maka Yayasan Nurul Islam Sidoarjo mengembangkan sistem pendidikan terpadu berbasis penguatan karakter dan jati diri, life skill (kewirausahaan), tahfidz Al-Quran, dan pendidikan internasional. Program tersebut dirancang dalam rangka mewujudkan visi meluluskan generasi shalih, mandiri, dan berdaya saing global.

Sirah Nabi Muhammad SAW adalah living model yang diinginkan Allah untuk diimplementasikan oleh tiap pribadi muslim.  Sejak kecil tepatnya saat berumur 12 tahun, Muhammad sudah diperkenalkan tentang bisnis oleh pamannya, Abu Thalib, dengan cara diikutsertakan dalam perjalanan bisnis ke Suriah. Pengalaman perdagangan (magang) yang diperoleh Muhammad dari pamannya selama beberapa tahun tersebut, manjadi modal dasar baginya disaat memutuskan untuk menjadi pengusaha muda di Mekah. Beliau merintis usahanya dengan berdagang kecil-kecilan di sekitar Ka’bah.    

Dengan ruh ittiba’ kepada living model Rasulullah SAW, Pesantren Wirausaha-SMPIT NURUL ISLAM Boarding School mengembangkan kurikulum entrepreneurship. Dengan diawali membangun mindset entrepreneur  dan business mentality dengan konsep student enterprise. Student Enterprise adalah sebuah perusahaan yang didirikan untuk keperluan pembelajaran dan pendidikan yang akan dilikuidasi pada saat proses pembelajaran selesai atau santri telah lulus. Setelah mendirikan perusahaan sebagai student enterprise kemudian santri diajak melakukan startup

Startup diartikan sebagai perusahaan baru yang sedang dikembangkan.  Perusahaan-perusahaan ini sebagian besar merupakan perusahaan yang baru didirikan dan berada dalam fase pengembangan dan penelitian untuk menemukan pasar yang tepat. Menurut Direktur Pesantren Wirausaha-SMPIT NURUL ISLAM Boarding School, yaitu Coach Atho’illah menjelaskan tahapan Startup Business base of student enterprise adalah sebagai berikut:

  1. 1.Playing Field Survey

Pada tahap ini para satri diberi tugas untuk melakukan survey pasar (masyarakat) dengan target untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan beberapa hal antara lain:

  • masalah dan kebutuhan pasar
  • siapa yang mempunyai masalah dan kebutuhan tersebut untuk menentukan segmen dan target pasar (penjualan)
  • Produk atau jasa sebagai solusi jawaban kebutuhan pasar
  • seberapa luas pasar yang mebutuhkan solusi produk atau jasa tersebut
  • faktor eksternal yang mempengaruhi kondisi pasar (regulasi, dll)
  1. 2.Business Idea Formulation

Setelah melakukan suvey dan mendapat data kemudian para santri melakukan analisis untuk mengidentifikasi ide bisnis yang tepat sebagai jawaban masalah dan kebutuhan pasar. Ide bisnis tersebut kemudian didetailkan menjadi formulasi dan spesifikasi produk atau jasa yang fokus pada pawaban masalah dan kebutuhan pasar.

  1. .3.Business Road Map

Santri membuat rancangan konsep produk atau jasa serta membuat business plan yang meliputi:

  • CUSTOMER SEGMENT, menentukan siapa target market dan value apa yang diinginkan oleh target market,
  • VALUE PROPOSITION, keunggulan apa yang akan diberikan kepada target pasar dan keunggulan VALUE yang paling DOMINAN dibutuhkan customers
  • CHANNELS, media atau sarana yang tepat untuk menyampaikan values proposition yang ditawarkan, iklan media cetak dan media online.
  • CUSTOMER RELATIONSHIP, sarana komunikasi untuk menjaga agar hubungan antara cutomer dan lembaga bisnis agar tidak mudah berpaling ke bisnis yang lain
  • KEY RESOURCES, jenis sumber daya utama mulai dari pengelolaan bahan baku, penataan SDM dan penataan proses/operasional, data cutomer, SDM, dan Brand harus terkelola dengan efektif dan efisien.
  • KEY ACTIVITIES, menjelaskan kegiatan utama untuk meningkatkan value proposition yang efektif dalam bisnis ini agar nilai profitnya naik, 
  • KEY PARTNERS, patner utama bisnis ini misalnya penyedia bahan dasar dan mitra bisnis strategis lainnya harus dikelola secara efektif agar tercipta siklus bisnis yang prestisius.
  • COST STRUCTURE, biaya produksi, gaji karyawan, pengelolaan data, biaya branding (termasuk biaya iklan), dan biaya jasa organizer , dll. Model manajemen biaya yang efektif dan efisien akan lebih hemat dan bisa meminimalkan risiko kerugian.
  • REVENUE STREAM, mengidentifikasi aliran pendapatan, hasil penjualan, investasi investor, dll.
  1. 4.Prototyping

Prototyping adalah uji coba pembuatan produk karena menyangkut keunggulan produk yang akan menentukan kemajuan suatu business di masa mendatang. Karena prototyping dibuat untuk diserahkan pada pelanggan  agar pelanggan dapat menilai dan merasakan prototipe tersebut. Selanjutnya jika pelanggan menyampaikan komplain ataupun masukan mengenai protipe produk maka industri mendokumentasikannya sebagai masukan perbaikan prototipet. Sehingga dapat dilakaukan inovasi produk yang dibangun bersama-sama antara industri dan pelanggan sebagai upaya pemenuhan kepuasan pelanggan (customers).

  1. 5.Production

Setelah perbaikan prototyping produk, selanjutya dibuat standarisasi kualitas produk dan standarisasi proses produksi. Sehingga produk yang dihasilkan memiliki standar mutu sebagaimana yang dibutuhkan customer.

  1. 6.Market Landscape

Pengembangan Strategi Pemasaran kepada market share sebagaimana hasil survey pada tahap penentuan playing field, yaitu menjual sesuai dengan:

  • Segmentasi Pasar (Market Segmentation),
  •  Penetapan Target Pasar (Market Targeting),
  • Diferensiasi dan Posisi Pasar (Differentiation & Positioning),
  • Kegiatan Maintenance ang market development
  1. 7.Operational Profitability

Setelah proses produksi dan penentuan strategi marketing, pada tahap ini yang harus dikembangkan adalah bagaimana meningkatkan penjualan atau market share sebesar-besarnya. Disamping itu CEO harus merapikan manajemen keuangan, mengelola core resources, meningkatkan soliditas tim dan kualitas kinerja SDM.

  1. 8.Scaling Up

Langkah awal untuk melakukan Scale Up Bisnis  adalah kesiapan Establish preconditions for scaling up, yang meliputi Increasing Capability, Exploiting Network, Harnessing Resources. Jika 3 hal tersebut sudah betul-betul siap, maka tahap berikutnya adalah manage the scaling up process dan operating at scale.

  1. 9.World Class Company

Ketika proses scaling Up berhasil bukan hal sulit bagi santripreneur mengembangkan bisnisnya menuju World Class Company. Keputusan dalam pemasaran Global dimulai dengan tahapan berikut :

  1. merumuskan strategi memasuki pasar global
  2. survey lingkungan pemasaran global
  3. menganalisis proporsi penjualan di pasar global terhadap sasaran total penjualan.
  4. memutuskan pasar mana yang akan di tuju
  5. merumuskan strategi dan program pemasaran global
  6. membentuk struktur organisasi pemasaran global

Untuk membangun Keunggulan Bersaing pada Pasar Global santripreneur harus melakukan beberapa hal diantaranya adalah:

  1. Using location to build competitive advantage.
  2. Using cross border transfer of competencies and capabilities to build competitive advantage.
  3. Using cross border coordination to build competitive advantage.

Oleh karena itulah santripreneur angkatan 2018/2019 disamping harus membawa laptop dan Hp android, mereka juga diharuskan mempunyai paspor. Diantara tujuannya adalah santripreneur yang proses penjualan mereka dapat mencapai jumlah yang ditargetkan, maka santripreneur ini akan diajak untuk mengembangkan tantangan bisnisnya menuju World Class Company. Insya Allah. Wallahu’alam