MARKET LANDSCAPE

Bagi seorang pebisnis pemula, menganalisis lanskap bisnis menjadi hal mutlak yang harus dilakukan terlebih dahulu. Sehingga tidak asal berbinis, meluncurkan produk, dan seterusnya. Tak hanya bagi pebisnis pemula, menganalisis lanskap bisnis juga wajib dilakukan oleh pebisnis-pebisnis yang sudah mapan sekalipun.

 “Lanskap bisnis senantiasa dinamis dan berubah. Sebab itu, perusahaan secara kontinu perlu memperhatikan dinamika itu agar tetap relevan bagi pasar di eranya”.

Perubahan  akan terus terjadi selama matahari terbit dari timur. Kekuatan perubahan yang paling besar, cepat, dan tidak terhindarkan ada pada teknologi. Sebab itu, teknologi disebut sebagai primary forces of change. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK), seperti internet, ponsel, dan komputerisasi telah merubah hampir semua aspek kehidupan manusia, terutama aspek ekonomi, politik-legal, sosio-kultural, dan market.

Perubahan di atas juga akan menyentuh sisi pelanggan. Sebagai pihak yang disebut sebagai “value demander”, misalnya berapa besar pelanggan yang committed, berapa lagi pelanggan yang hilang, dan berapa lagi pelanggan baru yang muncul di dalam lanskap bisnis yang baru itu. Sebab itu, dalam hal ini, pemasar maupun pebisnis harus jeli memetakan apa saja yang menjadi perilaku, kebutuhan, kecemasan, harapan pelanggan di era sekarang.

Di lanskap persaingan, pemasar dan pebisnis harus mengamati terjadinya perubahan, khususnya dalam kaitannya dengan value migration. Migrasi nilai ini tak lepas dari perubahan kebutuhan pelanggan sebagai value demander dan perusahaan (kompetitor) sebagai penyedia kebutuhan (value supplier). Pemasar sebaiknya memperhatikan pemain-pemain lain yang kemungkinan besar akan menjadi lebih kuat, lebih lemah, menjadi pemain baru yang bersinar, atau bahkan yang mendadak keluar dari lanskap persaingan. Tentu saja, pemasar harus lebih memperhatikan para pesaing potensial.

Setelah melihat perubahan dan dinamika dari lanskap tadi, pemasar dan pebisnis juga harus melihat sisi internal organisasi perusahaan. Perusahaanlah yang akan menentukan langkah bisnis apa yang akan dilakukan. Sebab itu, perusahaan di sini memiliki peran sebagai value decider. Apa saja yang patut dianalisis dari internal perusahaan? Pemasar dan pebisnis perlu melihat dan menganalisis apa yang menjadi kompetensi utama perusahaan (existing core competence), peluang-peluang (strecth possibilities), dan cara dan sikap perusahaan atas risiko (risk-attitude).

MarkPlus on Strategy, mengarahkan bahwa untuk menganalisis perubahan di atas model analisinya adalah TOWS (Threat, Opportunity, Weakness, Strength) dan bukan SWOT. Alasannya, agar perusahaan bisa menentukan strategi yang efektif dengan lebih dahulu mempertimbangkan faktor real di ranah eksternal, tekait dengan ancaman maupun peluang-peluang yang ada. Cara melihatnya harus secara outside-in dan bukan inside-out. Dengan menganalisis secara TOWS, perusahaan akan lebih akurat dalam memasuki pasar karena tidak terjebak dalam hal-hal yang terkait dengan masa lalu perusahaan. Dengan demikian, cara TOWS ini lebih mengarahkan perusahaan pada masa depan yang senantiasa berubah dan menyuguhkan peluang-peluang baru.

Sedangkan menurut Budi Satria Isman, setelah mengenali playing field berikutnya pebisnis pemula harus mengenali market landscape. Karena untuk usaha yang sudah mulai jalan dan mulai akselerasi dan berkembang biasanya persoalan yang sering ditemui adalah di Faktor “Market Landscape”.  Adapun cara mengenalinya dapat menggunakan 3 pertanyaan berikut sebagai toolsnya, yaitu:

  1. Why do people choose you?  Dengan pertanyaan ini  kita dapat menggali apa yang menjadi alasan konsumen untuk memilih produk atau jasa kita? Apa bedanya dengan yang lain? Nilai apa yang di berikan ke konsumen sehingga mereka menjadi tertarik? Penetapan harga anda bagaimana?
  2. How do you sell your products? Konsumen sekarang, dengan banyak pilihan produk dan jasa, secara umum akan lebih memilih produk yang memang memberikan solusi untuk mereka dan mudah untuk mendapatkannya. Bagaimana caranya selama ini kita memasarkan produk kita. Sistem distribusi kita bagaimana? Apakah offline saja atau ada juga online distribution? Apakah kita memakai mediator atau melakukan direct selling? Business model anda juga menentukan sukses atau tidaknya usaha anda.
  3. How do you keep your customer? business yang mempunyai customer yang loyal biasanya akan lebih lama bertahan dan maju. Konsumen yang sudah mencoba produk anda dan tanpa adanya cara untuk tetap melakukan “engagement” dengan mereka maka bisa jadi mereka akan berpindah ke hati yang lain. Karena kompetitor tidak akan diam saja.