MEPERSIAPKAN GENERASI ‘ZAMAN NEXT’

Berbeda dengan generasi ‘zaman old’ yang memilih sekolah kejuruan agar setelah lulus sekolah dapat segera mendapat lapangan kerja. Mereka terhipnotis dengan slogan bahwa lulusan sekolah kejuruan ‘Ready for Use’. Karena terkena hipnotis oleh slogan tersebut maka kitapun berlomba-lomba bahkan berebut untuk sekolah kejuruan. Tidak ada yang salah, cuman setelah sadar ternyata kita disiapkan menjadi pekerja (kadang disebut buruh). Buruh di negeri sendiri.

Apalagi setelah lulus sekolah kejuruan kenyataan ternyata berbicara lain. Jumlah lapangan kerja yang tersedia daya tampungnya ternyata tidak berbanding lurus dengan jumlah lulusan kejuruan yang ada. Akhirnya tudak semua lulusan kejuruan itu dapat tertampung di tempat kerja. Bayangkan apa yang terjadi ketika lulusan suatu sekolah tidak tertampung di tempat kerja. 

Sekarang para orang tua dari anak  ‘zaman now’ sudah waktunya merubah mindset untuk memilih sekolah yang secara terpadu menyiapkan generasi ‘zaman next’. Sekolah yang mengajarkan spiritual keagamaan, ilmu pengetahuan, dan ketrampilan business yang siap hadir pada era digital dengan kemampuan berbahasa global.

Sekolah yang kurikulumnya didesain sebagai sarana internalisasi dan ideologisasi nilai-nilai keagamaan dan nilai-nilai kebangsaan. Dengan kurikulum ini membuat peserta didik tumbuh dan berkembang kecerdasan spiritualnya, berkembang potensi keimanannya, tumbuh kecintaannya terhadap al-Quran, bahkan berbuah amal shalih dan akhlaqul karimah. Kurikulum ini menumbuhkan kecerdasan sosial atau kecerdasan bergaul dan toleransi yang sekaligus membuat peserta didik memiliki imunitas atau kekebalan dari masalah sosial seperti pengaruh bahaya narkoba atau Napza, pergaulan bebas, dll.

Sekolah yang kurikulumnya didesain untuk menghidupkan budaya ilmiah atau budaya scientis. Budaya membaca, budaya belajar, diskusi atau seminar, bahkan budaya meneliti dan presentasi.

Sekolah yang kurikulumnya didesain untuk mengasah kekuatan jiwa entrepreneurship. Mulai dari menata business mindset, business owner mentality, busines start up base on student enterprise. Business start up dimulai dengan playing field survey kemudian hasil surveinya dianalisa untuk menyusun busines idea formulation. Hasil formulasi ide business dan rancangan product dituangkan dalam business road map

Setelah membuat business road map peserta didik melakukan eksperimen dan trial and learning untuk menguji product, peserta didik (santri) membuat prototyping product yang dilanjutkan dengan proses production. Peserta didik sebagai pebisnis pemula didampingi business mentor dan business coach untuk merancang marketing strategy sesuai dengan market landscape.

Agar busines yang dikelola dapat bertumbuh, maka peserta didik oleh business mentornya diajak belajar dan melaksanakan operational profitability management dengan pendampingan dari business coach. Dalam proses manajemen ini peserta didik (santri) belajar dan melaksanakan upaya bagaimana meningkatkan cash flow yang dapat meningkatkan pendapatan, manajemen keuangan, manajemen sumber daya, dan bagaimana mengembangkan soliditas tim.

Setelah proses operational profitability management berjalan stabil dan sehat, maka dapat dilakukan proses scaling up kemudian dikembangkan menjadi the world class company.

Pesantren Wirausaha – SMPIT NURUL ISLAM BOARDING SCHOOL melakukan inovasi pengembangan khas kurikulum berbasis ‘student enterprise dan tahfidz Quran’.  Dengan proram ini peserta didik (santri) disamping belajar Al-Quran, mereka juga belajar priktik business dan mengahfalkan Al-Quran. Diharapkan dengan proses pendidikan dan pembelajaran sebagaimana diuraikan di atas, lulus dari Pesantren Wirausaha – SMPIT NURUL ISLAM peserta didik yang  mandiri secara ekonomi maupun   aspek kehidupan lainnya. Lulus SMP insya Allah siap membuka lowongan kerja sebagai bukti mereka sudah siap melakukan scaling up atau business leverage, bukan antri melamar dan menunggu panggilan  kerja.