PLAYING FIELD

                        قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ (١) الَّذِينَ هُمْ فِي صَلاتِهِمْ خَاشِعُونَ (٢) وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ (٣) وَالَّذِينَ هُمْ لِلزَّكَاةِ فَاعِلُونَ (٤

Sungguh beruntung orang-orang yang beriman, (yaitu) orang yang khusyu’ dalam shalatnya, dan orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna, dan orang yang menunaikan zakat. (QS 23:1-4)

Ayat-ayat di atas menjelaskan bahwa  indikator untuk mendapatkan kemenangan, kebahagiaan, serta memperoleh keberuntungan atau suksesnya orang beriman itu antara lain jika mereka dapat menunaikan zakat. Beberapa ayat di atas dapat menjadi inspirasi bagi kita untuk berikhtiar dan bekerja dengan ikhlas, keras dan cerdas agar harta kita dapat mencapai nishab zakat. Sehingga kita dapat menjadi muzaki, orang mukmin yang terkenan kewajiban berzakat. Nah, diantara jalan untuk menjadi muzaki adalah dengan berwirausaha atau berbisnis.

         “Menurut Budi Satria Isman   bahwa business yang masih “baru” biasanya persoalan yang paling sering di dapatkan adalah masalah yang berkaitan dengan “Playing Field“. 

Playing field adalah kondisi demografi, kondisi ekonomi atau daya beli, kebutuhan, persoalan yang dihadapi oleh masyarakat yang akan diputuskan untuk dipilih menjadi tempat lokasi memulai business.  Bagi pemula business,  mengenali dengan baik playing field ini menjadi sangat penting. Karena dari hasil pengenalannya secara baik dan benar terhadap playing field pemula business  dapat memperoleh data untuk dianalisa guna menentukan strategi bisnis apa yang akan dikembangkan agar secara bertahap bisnis yang dikelola dapat tumbuh dan berkembang. Dibawah ini ada 5 pertanyaan dasar yang dapat dikembangkan untuk mengenali business playing field.

  1. What is the problem your business is trying to solve? Dengan pertanyaan ini kita harus menggali dan mencari berbagai persoalan yang ada pada playing field. Berbagai persoalan pada playing field ini kemudian dirumuskan menjadi inti persoalan yang harus dijawab dengan business yang akan dikembangkan. Sehingga business kita memberikan solusi terhadap persoalan playing field yang menjadi konsumen. Karena pada dasarnya “Needs” dari konsumen hanya akan tercipta (ada) kalau ada persoalan yang ingin mereka selesaikan. Contoh sederhana adalah persoalan “lapar” yang ada di konsumen maka akan timbul business “makanan”.
  2. Who has the problem? Ini berkaitan dengan pertanyaan no 1. Karena kita harus jelas tahu siapa sebenarnya yang punya problem tersebut. Kalau dalam bahasa teorinya mungkin disini kita mencoba melihat “Target Market” atau “market segment” yang ingin kita berikan solusi dengan business kita. Kalau dengan contoh persoalan “lapar” di atas tanpa kita dengan jelas tahu siapa yang lapar tersebut, kemungkinan besar kita mencoba memberikan solusi makan untuk semua orang. Namun kalau kita fokus ke target market anak-anak, misalnya, maka mungkin solusi yang kita berikan adalah makanan yang khusus di design untuk anak-anak.
  3. What is the solution? Banyak para pengusaha yang mulai business-nya dengan membuat produk atau jasa, kemudian baru mencari pasarnya. Dalam kaitannya ini, kita melihat dulu problem dan keperluan dari target market kita, baru di coba memberikan solusinya. Sehingga business yang kita kelola benar-benar menjadi solusi jawaban kebutuhan konsumen playing field. JIka produk atau jasa yang kita jual memang menjadi jawaban kebutuhan playing field, konsumen insya Allah business kita akan terustumbuh dan berkembang.
  4. How Big is the Market? Kalau pertanyaan 1-3 sudah bisa dilihat berikutnya kita akan melihat seberapa besar pasar dari business tersebut, dengan solusi yang di berikan untuk target market yang sudah di identifikasi. Buat apa business yang potensi marketnya kecil dan tidak punya kemungkinan untuk berkembang di masa yanaga kan datang? Untuk mengetahui seberapa besarnya target market, kita perlu mempunyai data statistik sebagai pendukung yang dapat kita peroleh dari Badan Pusat Statistik atau Kamar Dagang dan Industri di Kabupaten atau kota setempat.
  5. What Factors will impact the business? pertanyaan no 5 ini yang termasuk paling sering di abaikan oleh pengusaha, apa lagi usaha yang masih kecil. Padahal ada banyak faktor yang mungkin sulit dikontrol (external factor) yang sangat mempengaruhi business kita. Apa saja yang penting kita pantau dan kelola? Ada faktor Pemerintah dengan kebijakan dan regulasi, faktor kompetitor/pesaing , faktor Tokoh masyarakat/LSM, Supplier , Teknologi yang berubah dan perubahan perilaku konsumen. Faktor-faktor ini harus kita jaga dan pantau karena semuanya ini bisa memberikan dampak yang negatif dan juga bisa menjadi positif terhadap business kita.

 

 

(bersambung ke MARKET LANDSCAPE)