KONSEP KURIKULUM SIT

Satu hal yang paling perlu diperhatikan para orang tua adalah ketika memilih sekolah untuk buah hati tercinta. Tentunya para orang tua ingin si kecil bersekolah di sekolah yang berkualitas, pavorit, dan unggul dengan pengajar yang baik, kurikulum mumpuni serta nilai agama Islam yang kental. Pilihan yang tepat untuk memenuhi hal tersebut adalah Sekolah Islam Terpadu (SIT) yang terdiri dari: Kelompok Bermain Islam Terpadu (KBIT), Taman Kanak-Kanak Islam Terpadu (TKIT), Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT), Sekolah Menengah Atas Islam Terpadu (SMAIT), dan Sekolah Menengah Kejuruan Islam Terpadu (SMKIT) yang kini semakin diminati masyarakat.

Hal tersebut karena nilai-nilai agama Islam jadi pertimbangan utama dalam hal pendidikan anak. Pilihan sekolah SIT juga mulai banyak tersebar di berbagai wilayah. Untuk lebih mengenal konsep kurikulum SIT, ketahui detailnya.

Konsep dasar
Sekolah Islam Terpadu (SIT) berjejaring dalam Jaringan Sekolah Islam Terpadu Indonesia (JSIT INDONESIA) yaitu sekolah yang mengimplementasikan konsep pendidikan Islam berlandaskan Al-Qur’an, As-Sunnah, Sirah Nabawiyah sebagaimana yang diajarkan para ‘alim ulama’ . Konsep operasional SIT merupakan akumulasi dari proses pembudayaan, pewarisan dan pengembangan ajaran agama Islam, budaya dan peradaban Islam dari generasi ke generasi.

Istilah “ Terpadu” dalam SIT dimaksudkan sebagai penguat (taukid) dari Islam itu sendiri. Maksudnya adalah, Islam yang utuh menyeluruh, dalam segala aspek kehidupan. Bukan hanya berupa pemahaman formal dalam lingkungan sekolah tapi mencontohkannya dalam aspek kehidupan sehari-hari.

Kurikulum tetap mengacu Kemendikbud
Dalam kurikulum dasar, SIT tetap berkiblat pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang merupakan acuan dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Kemudian sekolah melakukan pengembangan sesuai dengan nilai-nilai Islam yang menjadi dasar pendidikan.
Dalam aplikasinya, Sekolah Islam Terpadu menerapkan pendekatan penyelenggaraan dengan memadukan pendidikan umum dan pendidikan agama menjadi satu jalinan kurikulum. Dengan pendekatan ini, semua mata pelajaran dan semua kegiatan sekolah tidak lepas dari bingkai ajaran dan pesan nilai-nilai Islam.

Pelajaran umum, seperti matematika, IPA, IPS, bahasa, jasmani/kesehatan, keterampilan dibingkai dengan pijakan, pedoman dan panduan Islam. Sementara dalam pelajaran agama, kurikulum diperkaya dengan pendekatan konteks kekinian, kemanfaatan, dan kemaslahatan.

Implementasi
Pelajaran yang diberikan sangat lengkap. Berupa pendidikan dasar umum dan pendidikan agama. Pelajarnnya antara lain Pendidikan Agama Islam, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS, Seni Budaya, dan Penjaskes. Sementara pelajaran lainnya yang berkaitan dengan keislaman masuk dalam kategori Muatan Lokal yang terdiri dari Akidah Akhlak, Qur’an Hadis, Fiqih, Tarih, Bahasa Arab, Bahasa Inggris, Tahfidz, Tahsin, dan komputer.

Dengan cukup padatnya pelajaran dan mengajarkan keterpaduan nilai Islam dalam kehidupan sehari-hari, maka konsep SIT memang full day school. Anak-anak berada di sekolah dalam waktu yang panjang hingga sore hari.
Mereka tak hanya belajar dalam kelas, tapi juga melaksanakan solat wajib dan sunnah secara berjamaah. Saat belajar mengaji, ada guru khusus yang mengajarkannya. Bahkan bukan sekedar membaca tapi benar-benar diajarkan secara detail cara membaca yang benar sesuai tajwid, makhraj, gharib dan tahsinnya.

Anak-anak juga dilatih untuk menghafalkan Al-Quran. Nantinya ada buku laporan khusus soal seberapa banyak hafalan anak, dan menjadi nilai penting dalam sisi akademik.
Orangtua pun harus terlibat aktif dalam menyiapkan anak, membimbing serta mendampingi anak dalam menjalani tiap aktivitas sekolah. Hal ini karena sistem sekolah terpadu artinya sekolah dan orangtua juga bekerja sama dan terpadu dalam hal mendidik anak.

Sumber: Buku Standar Mutu SIT, JSIT INDONESIA.

HARTA AMUNISI PERJUANGAN FIILLAH

Buku Student Entreprise ini sebagai Panduan untuk Praktik Entrepreneurship bagi para santri

Dalam konsep sistem pendidikan nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (UURI tentang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003)

Sistem pendidikan di Pesantren Wirausaha Nurul Islam ini menekankan pentingnya memahami, mengamalkan, dan menghafalkan Al-Quran yang terintegrasi dengan life skill, khususnya leadership and entrepreneurship. Ilmu ini mengajarkan tentang mental dan strategi bisnis untuk mendapatkan keuntungan financial. Mengajarkan ketekunan, kerja keras, kesabaran, kejujuran, keberanian mengambil resiko – apapun yang terjadi pantang baginya untuk mundur apalagi menyerah. Layaknya seorang pendekar dalam memperjuangkan cita-citanya. Inilah substansi dari ilmu entrepreneursip, tidak pernah berhenti berinovasi untuk memperlebar-memperluas jaringan usahanya.

Karakter entrepreneur ini telah dicontohkan oleh Baginda Rasulullah Muhammad SAW. Nabi telah mewariskan teori terbaik, entrepreneursip. Rasulullah SAW seorang entrepreneur sukses. Pakar Ekonomi Syariah Dr. Muhammad Syafii Antonio menuturkan, Rasul memiliki bisnis yang besar, jauh melintasi berbagai wilayah dan negara. Rasul memberikan keteladanan agar ummatnya kaya dan bahagia.

Bagi yang beriman dan bertaqwa kepada Allah, harta akan menjadi sarana mengapai kebahagiaan dan ridho Allah. Harta itulah yang akan menjadi penolong dari panasnya api neraka. Harta itulah yang menjadi penyelamat dari kerasnya azab Allah SWT. Dan, dengan harta itulah ia akan dimudahkan berjumpa dengan Allah SWT. Bagi orang sholih, harta akan ia pergunakan untuk kebaikan, ia akan bergegas membelanjakannya di jalan Allah SWT. Semakin banyak harta yang didapatkan, ia akan semakin mudah mendapatkan jalan kemudahan dan kebahagian. Mari kita simak Al Quran Surat Al-Lail ayat 6-7 Maka barang siapa memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertaqwa, dan membenarkan (adanya pahala) terbaik maka akan Kami mudahkan baginya jalan menuju kemudahan dan kebahagiaan. Sekali lagi, harta merupakan satu diantara sarana menggapai kebahagiaan.

Menjadi seorang dengan karakter seperti ini sudah ditekuni oleh banyak orang, baik pada jaman dahulu maupun pada saat ini. Abdurahman Bin Auf adalah satu diantara contoh sukses yang menekuni bidang ini. Sukses menjadi seorang wirausahawan. Beliau menjadi kebanggaan Baginda Rasul dan termasuk satu diantara sahabat yang dijamin masuk surga. Sahabat Abdurahman Bin Auf sukses dengan keimanan, harta dan kekayaannya.

Inilah kecerdasan yang harus hadir pada generasi muda muslim saat ini. Generasi Tahfidz Preneur – Quran Preneur. Al Quran menjadi kepribadian dalam berbisnis. Al Quran menjadi sahabat dalam berikhtiar. Ibadah menjadi kegemaran dalam kesehariannya. Hidup semakin berkah dan keluarga tetap sakinah. Inilah sumber kebahagiaan dan keberkahan. Kelak mereka akan bersama dengan orang-orang sholih, para syuhada, nabi dan rasul. Hanya untuk mereka, entrepreneur yang senang dengan Al Quran, bukan untuk yang lain.

Insya Allah kompetensi Tahfidz Preneur ini dapat memenuhi kerinduan umat, mewujudkan genarasi muslim penghapal Al Quran, entrepreneur, sholih, tidak merokok dan gemar beribadah. Hatinya senantiasa terpaut dengan masjid, persahabatannya tidak sebatas pada kepentingan bisnis, namun karena kecintaannya kepada Allah SWT.

TAHFIDZPRENEUR

Ust. Drs. Toto S. Atho’illah, M.Pd. Mudir Pesantren Wirausaha Nurul Islam Krembung, Sidoarjo
Karakter entrepreneur ini telah dicontohkan dan dipraktikkan oleh Muhammad muda ketika beliau mulai berusia 12 – 40  tahun. Ini artinya bahwa pendidikan praktik entrepreuneurship dapat dimulai sejak usia 12 tahun atau lulus Sekolah Dasar (SD). Pendidikan keteladanan yang luar biasa, Nabi telah mewariskan teori terbaik tentang entrepreneursip. Rasulullah SAW seorang entrepreneur sukses. Pakar Ekonomi Syariah Dr. Muhammad Syafii Antonio menuturkan, Rasul memiliki bisnis yang besar, jauh melintasi berbagai wilayah dan negara. Itu artinya Rasul memberikan keteladanan agar ummatnya shalih, kaya dan bahagia.

Ilmu entrepreneurship mengajarkan tentang mental dan strategi bisnis untuk mendapatkan keuntungan financial. Mengajarkan ketekunan, kerja keras, kesabaran, kejujuran, keberanian mengambil resiko dan tantangan – apapun yang terjadi pantang baginya untuk mundur apalagi menyerah. Inilah substansi dari ilmu entrepreneursip, tidak pernah berhenti berinovasi untuk memperlebar-memperluas jaringan usahanya.

Bagi yang beriman dan bertaqwa kepada Allah, bisnis dan harta akan menjadi sarana mengapai kebahagiaan dan ridho Allah. Harta itulah yang akan menjadi penolong dari panasnya api neraka. Harta itulah yang menjadi penyelamat dari kerasnya azab Allah SWT. Dan, dengan harta itulah ia akan dimudahkan berjumpa dengan Allah SWT. Bagi orang sholih, harta akan ia pergunakan untuk kebaikan, ia akan bergegas membelanjakannya di jalan Allah SWT. Semakin banyak harta yang didapatkan, ia akan semakin mudah mendapatkan jalan kemudahan dan kebahagian. Sebagaimana firman Allah dalam Al Quran Surat Al-Lail ayat 6-7 “Maka barang siapa memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertaqwa, dan membenarkan (adanya pahala) terbaik maka akan Kami mudahkan baginya jalan menuju kemudahan dan kebahagiaan”. Sekali lagi, harta merupakan satu diantara sarana menggapai kebahagiaan.

Menjadi seorang dengan karakter seperti ini sudah ditekuni oleh banyak orang, baik pada jaman dahulu maupun pada saat ini. Abdurahman Bin Auf adalah satu diantara contoh sukses yang menekuni bidang ini. Sukses menjadi seorang wirausahawan. Beliau menjadi kebanggaan Baginda Rasul dan termasuk satu diantara sahabat yang dijamin masuk surga. Sahabat Abdurahman Bin Auf sukses dengan keimanan, harta dan kekayaannya.

Pesantren Wirausaha SMPIT – SMAIT NURUL ISLAM KREMBUNG, SIDOARJO mengembangan Program Tahfidpreneur. Suatu kecerdasan dan ketrampilan yang harus hadir pada generasi muda muslim saat ini. Generasi Tahfidz Preneur – Quran Preneur. Al Quran menjadi kepribadian dalam berbisnis. Al Quran menjadi sahabat dalam berikhtiar. Ibadah menjadi kegemaran dalam kesehariannya. Hidup semakin berkah dan keluarga tetap sakinah. Inilah sumber kebahagiaan dan keberkahan. Kelak mereka akan bersama dengan orang-orang sholih, para syuhada, nabi dan rasul. Hanya untuk mereka, entrepreneur yang senang dengan Al Quran, bukan untuk yang lain.

Insya Allah kompetensi Tahfidz Preneur ini dapat memenuhi kerinduan umat, mewujudkan genarasi muslim penghapal Al Quran, entrepreneur, sholih, tidak merokok dan gemar beribadah. Hatinya senantiasa terpaut dengan masjid, persahabatannya tidak sebatas pada kepentingan bisnis, namun karena kecintaannya kepada Allah SWT.

EKSPONENSIAL BARAKAH

Pendidikan Kewirausahaan: Ketrampilan Menjahit
Pendidikan Kewirausahaan: Ketrampilan Menjahit

Diantara pertanggung jawaban yang harus kita persiapkan sejak sekarang didunia adalah tentang 4 perkara.

Dari Abu Barzah Al-Aslami, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
لاَ تَزُولُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ أربع : عن عُمْرِهِ فِيمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ فِيمَا فَعَلَ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيمَا أَنْفَقَهُ وَعَنْ جِسْمِهِ فِيمَا أَبْلاَهُ.

Tidak akan bergeser kedua kaki seorang hamba pada hari kiamat nanti sampai ditanya tentang empat perkara: (1) tentang umurnya untuk apa dia habiskan, (2) tentang ilmunya, sejauh mana dia amalkan, (3) tentang hartanya, dari mana dia dapatkan dan untuk apa harta tersebut dibelanjakan, dan (4) tentang tubuhnya, untuk apa dia gunakan.” (HR. At-Tirmidzi dishahihkan Al-Albany dalam Ash-Shahihah, 946)

Umur dan kesehatan adalah modal asasi yang diberikan Allah untuk mengabdi, mencari, dan menebarkan kebaikan membangun kesuksesan di dunia yang merupakan jembatan menuju akhirat hasanah.

Ilmu yang dianugerahkan Allah kepadamu, sejauh mana dia diamalkan untuk pemberdayaan ummat manusia. Kita menuntut ilmu ini tidak dibiarkan begitu saja oleh Allah, akan tetapi kita dituntut untuk mengamalkannya. Karena hakekat tujuan ilmu adalah pengamalannya. Allah akan meminta pertanggungjawaban tentang pengamalan ilmu yang kita pahami.

Berkaitan dengan harta jemput dan belanjakanlah sesuai syariah Allah dan rasulNya. Rasulullah صلى الله عليه وسلم menasehatkan: “Sebaik-baik harta yang baik adalah harta ditangan Orang-orang yang sholih.”(HR Bukhary dalam Adabul Mufrad,229 dishahihkan Al-Albany). Rasulullah juga mengingatkan dalam sabdanya,”Sampai satu suap makanan yang kalian berikan kepada istri kalian adalah shadaqah.”(Misykataul Maso habih dishahihkan Al-Albany,1674).

Berkaitan dengan anggota tubuh, Allah berfirman bahwa dihari kiamat semua tubuh kita menjadi saksi atas perbuatan kita didunia,” Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.”(Yaasin:65).

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ no:3289).

Saudaraku, menjadi pribadi yang bermanfaat adalah salah satu karakter yang harus dimiliki oleh seorang Muslim. Setiap Muslim diperintahkan untuk memberikan manfaat bagi sesama.

Memberikan manfaat kepada sesama, maka manfaatnya akan kembali untuk kebaikan diri kita sendiri. Allah Jalla wa ‘Alaa berfirman:

إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ

Jika kalian berbuat baik, sesungguhnya kalian berbuat baik bagi diri kalian sendiri” (QS. Al-Isra:7)

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

مَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ الله فِي حَاجَتِهِ

Barangsiapa membantu keperluan saudaranya, maka Allah akan membantu keperluannya.” (Muttafaq ‘alaih)

Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ الله عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ, ةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ الله عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ

Barang siapa yang memudah kesulitan seorang mu’min dari berbagai kesulitan-kesulitan dunia, Allah akan memudahkan kesulitan-kesulitannya pada hari kiamat. Dan siapa yang memudahkan orang yang sedang dalam kesulitan niscaya akan Allah memudahkan baginya di dunia dan akhirat” (HR. Muslim).

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang shalih” (HR. Muslim no. 1631)

Bersyukurlah Allah telah memberimu peluang, umur, kesempatan, ilmu, dan posisi yang strategis. Selalu memohon pertolongan Allah, untuk dapat menunaikan amanah jabatan dengan extra ordinary. Jangan mempersempit wilayah kebaikanmu agar keberkahan yang Allah berikan kepadamu semakin beripat ganda atau eksponensial. Wallahu a’lam

Empowering Human Resources

Empowering Human Resources (Pulpenmas Institute Models)
Empowering Human Resources (Pulpenmas Institute Models)

Insya Allah kita mengenal orang – orang hebat seperti sahabat Abu Bakar As-Sidiq, Umar Bin Khathab, Utsman Bin Afwan, Ali Bin Abi Thalib, Khalid Bin Walid, Abdurraman Bin Auf, Muhammad Al-Fatif, dan Shalahuddin Al-Ayubi.

Insya Allah kita juga mengenal para ilmuwan hebat seperti Abū Nasir Muhammad bin al-Farakh al-Fārābi (872-950) disingkat Al-Farabi adalah ilmuwan dan filsuf, Al Battani (sekitar 858-929) juga dikenal sebagai Albatenius adalah seorang ahli astronomi dan matematikawan, Ibnu Rusyd (Ibnu Rushdi, Ibnu Rusyid, lahir tahun 1126 di Marrakesh Maroko, wafat tanggal 10 Desember 1198) juga dikenal sebagai Averroes, adalah seorang filsuf, kedokteran dan fikih; Muhammad bin Mūsā al-Khawārizmī adalah seorang ahli matematika, astronomi, astrologi, dan geografi; dan lain-lain.

Why ? Mereka telah dianugerahi Allah kehebatan yang luar biasa. Syahadat telah menjadi engine hati, akal, dan anggota badannya. Azamnya, berfikirnya, dan amal geraknya begitu revolosioner.

How ? Bagaimana kita dapat melakukan pemberdayaan anugerah Allah yang berupa tiga unsur utama yaitu hati, akal dan jasad agar dapat dieksplor dan dikembangkan menjadi kompetensi dan life skill yang duahsyat ?.

1. Hati
Rasulullah mengatakan bahwa di dalam jasad ada segumpal daging. Bila daging itu baik, baiklah seluruh jasad. Namun bila daging itu rusak, maka rusaklah seluruh jasad. Segumpal daging yang dimaksud disini adalah hati, yang merupakan unsur rohani. Yang merasa haru, bahagia, suka, duka, pedih dan emosi lainnya. Hati yang berbolak-balik di antara berbagai perasaan itu. Dalam konteks kekhalifahan, di dalam hatilah tersimpan potensi besar untuk berniat, bertekad, atau berazam.

Empowering Human Resources yang efektif dan bermutu adalah proses yang dapat mengeksplor dan mengembangkan potensi hati agar dapat membaja menjadi azam dan tekad yang kuat untuk menunaikan kebajikan dan kebenaran. Azam dan tekad yang kuat akan mampu menanggung beban kehidupan, merubah masalah atau kesulitan kehidupan menjadi kejayaan dan kesuksesan. Azam dan tekad yang membaja, secara revolusioner dan visioner dia akan kuat menahan beban target yang besar. Baginya bersama kesulitan ada kemudahan, dengan ketangguhan azam yang extra ordinary membuat hal yang mustahil menjadi niscaya. Begitulah ketika azam telah membaja, dia akan mampu membentuk besi yang keras itu menjadi lebih berarti dan bernilai sangat tinggi.

2. Akal
Imam al-Ghazali memasukkan akal sebagai bagian dari hati, sehingga beliau memasukkan tafakkur [kerja akal] dalam bab dzikr [yang merupakan kerja hati]. Allah berfirman bahwa pemahaman merupakan pekerjaan hati.

“Mereka mempunyai hati, namun tidak dipergunakan untuk memahami [ayat-ayat Allah].” (al-A’raaf: 179)

Akal termasuk karunia Allah yang terbesar bagi manusia karena dengan akal inilah kemudian ia menjadi makhluk yang paling istimewa. Empowering Human Resources yang efektif dan bermutu dapat mengeksplor dan mengembangkan potensi akal itu sehingga dapat memahami berbagai hal yang Allah ajarkan kepadanya baik qauliyah maupun kauniyah. Dalam konteks kekhalifahan, empowering human resources yang efektif dan bermutu mampu mengembangkan fungsi akal agar dapat memberi manfaat besar kepada manusia dalam bidang ilmu pengetahuan hingga ia dapat melakukan pengembangan dan inovasi dalam bidangnya secara kreatif. Kemampuan membaca dan analisa datanya sangat luar biasa. Berfikirnya sistematik dan terukur. Dia insya Allah akan dapat melakukan terobosan-terobosan besar, sangat futuristik.

3. Jasad
Berikutnya bagian terpenting bagi manusia adalah melatih dan membiasakan jasad atau anggota badan sebagai pelaksana dari apa yang telah ditekadkan atau diazamkan oleh hati dan direncanakan oleh akal. Tanpa pengamalan anggota badan (jasad), tekad dan pengetahuan hanya akan menjadi impian dan teori yang kosong.

Anggota badan kita harus dilatih, dibiasakan, dibudayakan untuk melakukan atau mengeksekusi program-program besar, program-program yang dapat melipat-gandakan nilai tambah. Program-program yang tersistem dan terukur, sehingga insya Allah hasilnya akan eksponensial.

Hati, akal dan anggota badan (jasad) adalah anugerah Allah yang harus disyukuri dengan sebenar-benarnya, untuk menunaikan amanah yang langit, bumi, dan gunung tak sanggup mengembannya. Amanah itu tidak lain adalah ibadah dan khilafah (kepemimpinan).

Begitulah sistem Empowering Human Resources yang efektif dan bermutu, insya Allah akan dapat mengembangkan potensi fitrah sumber daya amanusia dalam menjemput kejayaan dan kesuksesan hidup di dunia dan di akhirat. Fii dunya hasanah wa fiil akhirati hasanah.

Jadi Empowering Human Resources bukan sekedar persoalan angka raport, angka/nilai training atau workshop, bahkan sertifikat. Empowering Human Resources harus menjadi proses pemberdayaan sumber daya manusia agar siap menjawab tantangan hidup di dunia dan kebahagiaan hidup di akhirat. Wallahu’alam bi Shawwab.